KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Akuntansi Manajemen”.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Tanah Merah, September
2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .................................................................................... i
KATA
PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI
................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A.
Latar Belakang ........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C.
Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................. 2
A.
Pembebanan
biaya.................................................................................... 2
B.
Biaya
Produk dan Jasa.............................................................................. 7
C.
Sistem
Akuntansi Manajemen.................................................................. 9
BAB III PENUTUP...................................................................................... 11
A. Kesimpulan .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam perencanaan dan pengendalian
operasi perusahaan, manajemen puncak memberikan peran bagi para manajer dalam
merencanakan pencapaian sasaran organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu
anggaran. Untuk dapat melaksanakan rencana tersebut, manajemen puncak
mengalokasikan sumber daya yang diukur dalam satuan uang. Pusat biaya
melaporkan secara berjenjang menurut organisasi hasil pelaksanaan rencana
pencapaian sasaran organisasi yang merupakan perannya dalam mencapai tujuan
utama perusahaan.
Merencanakan dan membentuk
pusat-pusat biaya pada perusahaannya. Keputusan-keputusan yang dibuat manajer
beserta pihak-pihak internal lainnya mempengaruhi hasil-hasil yang akan didapat
pada masa yang akan datang. Dalam pengambilan keputusan manajer harus membuat
pilihan yang masuk akal diantara alternatif yang ada. Karena pilihan yang akan
diambil oleh manajer sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan, sebagian
besar kualitas keputusan manajemen mencerminkan kualitas akuntansi dan
informasi lain yang diterima oleh manajemen.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Pembebanan Biaya dalam
Akuntansi Manajemen?
2. Bagaimanakah Biaya Produk dan Jasa
dalam Akuntansi Manajemen?
3. Bagaimanakah Sistem Akuntansi
Manajemen?
C.
Tujuan
1. Mengetahui Bagaimanakah Pembebanan
Biaya dalam Akuntansi Manajemen?
2. Mengetahui Bagaimanakah Biaya Produk
dan Jasa dalam Akuntansi Manajemen?
3. Mengetahui Bagaimanakah Sistem
Akuntansi Manajemen?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pembebanan
Biaya
1.
Biaya
Biaya
adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau
jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa datang bagi
organisasi. Biaya di katakan sebagai setara kas karena sumber nonkas dapat
ditukar dengan jasa atau barang yang diinginkan. Mengurangi biaya yang
dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu berarti membuat perusahaan menjadi
lebih efisien. Akan tetapi biaya harus di kelola dengan strategis.
Selain
itu, manajer juga harus memahami apa yang di maksud dengan biaya peluang. Biaya
peluang atau kesempatan adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika
satu alternatif dipilih dari beberapa alternatif lainnya. Contohnya, sebuah
perusahaan yang bernama PT. SIRA yang bergerak di bidang industry sepatu mungkin
memilih untuk menggunakan kas sebesar $50.000 untuk keperluan menambah output
produksi perusahaan tersebut dengan perkiraan output pertambahannya sebanyak
1000 unit dengan pangsa pasar yang sama, di bandingkan membuka cabang baru
namun dengan pangsa pasar yang sangat menguntungkan dan memberikan keuntungan
20 % dari biaya yang dikeluarkan. Biaya peluang dari modal untuk penambahan
output produksi adalah $10.000.
Biaya
dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat dimasa depan, pada perusahaan yang
berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya
telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut
dinyatakan kadaluwarsa (expire). Biaya yang kadaluwarsa disebut
beban(expenses). Biaya dan harga berkaitan erat, dalam pengertian bahwa harga
harus melebihi biaya agar meghasilkan laba yang cukup banyak. Selanjutnya,
penurunan harga dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengurangi
pengorbanan pelanggan dan kemampuan menurunkan harga berkaitan dengan kemampuan
mengurangi biaya.
2.
Objek Biaya
System
akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya kepada entitas,
yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa apapun, seperti
produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan lain-lain yang digunakan
untuk mengukur dan membebankan biaya. Sebagai contoh, jika sebuah rumah sakit
ingin menetapkan biaya unit operasi, maka obyek biayanya adalah unit operasi.
Dalam
beberapa tahun terakhir, aktivitas muncul sebagai objek biaya yang penting.
Aktivitas adalah unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam sebuah organisasi
dana dapat juga dideskripsikan sebagai kumpulan tindakan dalam suatu organisasi
yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan. Atau dapat di artikan pula, aktivitas adalah orang-orang
dan atau peralatan yang melakukan kerja bagi orang lain. Selain sebagai obyek
biaya, aktivitas juga berperan utama dalam pembebanan biaya untuk obyek biaya lainnya. Oleh sebab itu, aktivitas
adalah unit dasar kerja yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi, dan dapat juga
digambarkan sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang
berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan.
3.
Keakuratan Pembebanan
Keakuratan
tidak dievaluasi berdasarkan pengetahuan tentang biaya yang “sebenarnya”.
Keakuratan adalah suatu konsep yang relative, dan harus dilakukan dengan wajar
serta logis terhadap penggunaan metode pembebanaan biaya. Tujuannya adalah
untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang dikonsumsi oleh
objek biaya sebaik mungkin. Contohnya, PT SIRA ingin mengetahui biaya yang
dikeluarkan untuk penyediaan bahan baku yang di pasok sendiri oleh perusahaan.
Dalam proses pengambilan bahan baku tersebut dari sumbernya dengan biaya angkut
bahan, upah pekerja tidak langsung dan biaya lainnya sebesar di perkirakan sebesar $200. Padahal
perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama memperoleh bahan baku dengan
biaya sebesar $190. Hal ini menunjukkan bahwa telah adanya distorsi pada
pembebanan biaya untuk bahan baku.
Pembebanan
biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi
yang buruk. Menetapkan hubungan sebab akibat antara biaya yang dibebankan dan
objek biaya adalah kunci untuk membuat pembebanan biaya secara wajar dan
akurat.
4.
Ketertelusuran
Hubungan
antara biaya dan objek biaya harus digali untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya.
Biaya dapat berkaitan dengan objek biaya secara langsung maupun tidak langsung.
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah
dan akurat dilacak sebagai objek biaya. Biaya langsung ( direct cost) adalah
biaya yang dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya. “Ditelusuri
dengan mudah” berarti biaya dapt dibebankan dengan cara yang layak secara
ekonomi, sedangkan “ditelusuri dengan akurat” berarti biaya dapat dibebankan
dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Jadi, Ketelusuran adalah kemampuan
untuk membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi
berdasarkan hubungan sebab akibat. Semakin besar biaya yang dapat ditelusuri ke
objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya. Ketelusuran adalah unsur utama
dalam pengembangan pembebanan biaya yang akurat.
Suatu
jenis biaya tertentu mungkin saja digolongkan, baik secara biaya langsung
maupun biaya tidak langsung. Sistem akuntansi manajemen umumnya berurusan
dengan banyak objek biaya. Semua bergantung pada objek biaya yang menjadi
acuan. Sebagai contoh, jika rumah sakit merupakan obyek biaya, maka biaya
pemanas dan pendingin ruang rumah sakit adalah biaya langsung. Akan tetapi,
jika objek biayanya adalah produk yang dihasilkan oleh rumah sakit tersebut,
maka biaya utilitis ini merupakan biaya tidak langsung.
·
5.
Metode Penelusuran
Ketertelusuran
berarti biaya dapat dibebankan de ngan mudah dan akurat , sedangkan penelusuran
(tracing) berarti pembebanan akutual biaya pada objek biaya dengan menggunakan
ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya.
Penelusuran biaya ke objek biaya dapat terjadi melalui salah satu dari dua cara
berikut: (1) penelusuran langsung(drect tarcing) yaitu suatu proses
pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik
dengan suatu objek dan biasanya dikerjakan dengan pengamatan secara fisik.
Contohnya perusahaan yang memasuk bahan baku sendiri dengan biaya $200. Bahan
baku merupakan objek biaya yang langsung dapat di telusuri kepada PT SIRA.
Idealnya, semua biaya harus dibebankan pada objek biaya dengan menggunakan
penelusuran langsung. Sayangnya, objek biaya bukan merupakan pengguna sumber
daya satu-satunya. Dalam kasus ini, kita menggunakan penelusuran penggerak
untuk membebankan biaya.
Penelusuran
penggerak (driver tracing) yaitu penggunaan penggerak untuk membebani biaya ke
objek biaya. Dalam konteks pembebanan biaya, penggerak adalah faktor penyebab
yang dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Oleh
karena itu penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan
sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya yang berhubungan
dengan objek biaya. Penelusuran penggerak biasanya kurang akurat dibandingkan
penelusuran langsung. Akan tetapi jika hubungan sebab akibatnya kuat, maka
dapat diperkirakan adanya tingkat keakuratan yang lebih tinggi. Salah satu
contoh adalah jumlah jam kerja pemeliharaan peralatan. Biaya yang di keluarkan
sesuai dengan jumlah jam kerja pemeliharaannya. Dengan penelusuran penggerak
yang sebenarnya perlu di hubungkan sebab-akibat pada objek biaya peralatan.
Sehingga biaya yang seharusnya di bebankan kepada biaya tersebut dapat di
ketahui.
Penelusuran
penggerak dapat menghasilkan pembebanan biaya yang kurang akurat daripada
penelusuran langsung. Perhatian yang lebih penting adalah situasi saat objek
biaya bukan merupakan pemakai sumber daya satu-satunya, dan tidak ada hubungan
sebab-akibat yang dapat di tetapkan (atau adanya kendala biaya jika menggunakan
hubungan sebab-akibat).
·
6.
Membebankan Biaya Tidak Langsung
Biaya
tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan ke objek-objek
biaya, baik menggunakan penelusuran langsung maupun penggerak. Hal ini berarti
bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara biaya dengan objek biaya atau
penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya tidak
langsung ke objek biaya disebut alokasi. Oleh karena itu tidak terdapat
hubungan sebab akibat. Contohnya adalah biaya penjahitan sepatu kulit dan tas
kulit. Untuk melihat hubungan penyebab tentu sulit maka untuk mengalokasikan
biaya dilakukan dengan proporsi terhadap penggunaan jam tenaga kerja.
Pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa
asumsi yang berhubungan. pembebanan biaya tidak langsung pada objek biaya
secara arbitrer mengurangi keakuratan pemebebanan biaya secara keseluruhan.
Oleh sebab itu, kebijakan perhitungan biaya yang terbaik mungkin hanya
membebankan biaya(yang ditelusuri) langsung pada objek biaya. Akan tetapi,
alokasi biaya tidak langsung mungkin bermanfaat untuk tujuan lain di samping
keakuratan.
·
7.
Ikhtisar Pembebanan Biaya
Keakuratan
penelusuran penggerak tergantung pada kualitas hubungan sebab akibat yang
digambarkan oleh penggerak. Pengidentifikasian penggerak dan penilaian kualitas
dari hubungan sebab akibat, jauh lebih besar biayanya dibandingkan dengan
penelusuran langsung atau alokasi. Salah satu keunggulan alokasi adalah
kemudahan dan rendahnya biaya implementasi. Akan tetapi, alokasi adalah metode
yang tingkat keakuratan pembebanan biayanya paling rendah, dan penggunaannya
harus seminimal mungkin (sedapat mungkin dihindari).
B.
Biaya Produk
dan Jasa
1. Biaya yang
Berbeda untuk Tujuan Berbeda
Harga
pokok produk atau biaya produk (product cost) adalam pembebanan biaya yang
mendukung tujuan manajerial yang spesifik. Arti “biaya produk” bergantung pada
tujuan manajerial yang sedang berusaha dicapai. Hal ini mengilustrasikan
prinsif manajemen biaya yang fundamental, yaitu “biaya yang berbeda untuk
tujuan yang berbeda”.
Rantai
nilai internal perusahaan adalah seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk
mendesain , mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan dan
melayani produk. Rantai nilai biaya produk diperoleh dengan membebankan biaya
pada serangkaian aktivitas yang mendefinisikan rantai nilai, kemudian
membebankan biaya dari berbagai aktivitas itu pada produk.
2. Biaya Produk
dan Pelaporan Keuangan Eksternal
Biaya
dibagi menjadi 2 yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi
adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya
nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perencanaan,
pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum.
Biaya nonproduksi sering dibagi dalam dua kategori umum : biaya penjualan yang mencakup biaya
pemasaran, distribusi dan layanan pelanggan; dan biaya administrasi yang
mencakup biaya desain, pengembangan , dan administrasi umum.
Untuk
barang berwujud, biaya produksi dan nonproduksi sering disebut sebagai biaya
manufaktur dan nonmanufaktur. Biaya produksi dapat dikalsifikasikan lebih
lanjut sebagai bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Dalam
pelaporan keuangan eksternal, hanya ketiga elemen ini yang dapat dibebankan
pada produk.
·
Bahan langsung
Bahan langsung adalah bahan yang dapat
ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang di produksi. Biaya
bahan ini dapat langsung dibebankan pada produk.
·
Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang
dapat ditelusuri secara langsung pada baranag atau jasa yang sedang diproduksi.
Pengamatan secara langsung dapat di lakukan dalam hal ini.
·
Overhead
Overhead semua biaya selain bahan langsung dan
tenaga kerja langsung. Pada perusahaan manufaktur, overhead juga dikenal
sebagai beban pabrik atau overhead manufaktur.
3. Biaya utama dan
konversi
Kombinasi
dari berbagai biaya produksi mengarah pada konsep biaya konversi dan biaya
utama. Biaya utama adalah jumlah dari biaya
bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya konversi adalah jumlah
dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Untuk perusahaan manufaktur,
biaya konversi bisa di interpretasikan sebagai biaya untuk mengonversi bahan
baku menjadi produk akhir.
4. Biaya penjualan
dan Administrasi
Untuk
pelaporan keuangan eksternal, biaya penjualan dan administrasi disebut sebagai
biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode. Jadi, biaya ini
tidak ada satupun yang dapat dibebankan pada produk atau muncul sebagai bagian
dari nilai persediaan yang dilaporkan pada neraca. Biaya yang diperlukan untuk
memasarkan, mendistribusikan dan melayani produk atau jasa merupakan biaya
pemasaran (penjualan). Sedangkan biaya yang berkaitan dengan penelitian,
pengembangan dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan
pada pemasaran ataupun produksi, dibebankan sebagai biaya administrasi.
5. Laporan Laba
Rugi: Perusahaan Manufaktur
Pemasukan
yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan
pemasukan biaya absorpsi (full costing) karena semua biaya manufaktur
dibebankan ke produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi, beban dipisahkan
menurut fungsi dan kemudian dikurangi dari pendapatan untuk menghasilkan laba
sebelum pajak. Harga pokok penjualan adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja
langsung dan overhead yang melekat pada unit yang terjual. Untuk menghitung
harga pokok penjualan, pertama-tama harga pokok produksi perlu di tentukan.
Contoh : perhitungan harga pokok produksi
6. Laporan Laba
Rugi: Perusahaan Jasa
Pada
perusahaaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya
penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan
awal dan akhir barang serta tidak memiliki persediaan barang jadi karena tidak
mungkin menyimpan jasa.
C.
Sistem
Akuntansi Manajemen
Sistem
akuntansi manajemen diklasifikasikan sebagai system berdasarkan fungsi
(functional based management
/ FBM) dan
berdasarkan aktivitas (activity based management ABM). Jantung atau elemen pusat dari model FBM
adalah fungsi, sementara elemen model ABM adalah aktivitas.
·
Tinjauan biaya FBM, biaya-biaya sumber daya
dibebankan ke unit-unit fungsioanal dan kemudian ke produk.
·
Tinjauan biaya ABM, biaya dilacak untuk
aktivitas dan kemudian ke produk.
·
Tinjauan efisiensi operasional FBM, penyediaan
informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan lainnya dari
akuntansi manajemen. Untuk mengendalikan pembembanan biaya untuk unit
organisasional dan kemudian menuntut tanggung jawab unit manajerorganisasional
untuk pengendalian biaya yang dibebani.
·
Tinjauan efisiensi operasional ABM, manajemen
berdasarkan aktivitas fokus pada aktivitas manajemen dengan tujuan memperbaiki
nilai yang diterima oleh pelanggan dan profit yang diterima dengan menyediakan
nilai ini.
Berdasarkan
fungsi
|
Berdasarkan
aktivitas
|
1.
Penggerak berdasarkan unit
2.
Intensif dalam pengalokasian
3.
Perhitungan harga pokok produk secara sempit
dan kaku
4.
Berfokus pada pengelolaan biaya
5.
Informasi aktivitas sedikit
6.
Maksimalisasi kinerja unit individual
7.
Penggunaan ukuran keuangan untuk kinerja
|
1.
Penggerak berdasarkan unit dan nonunit
2.
Intensif dalam penelusuran
3.
Perhitungan harga pokok produk secara luas
dan fleksibel
4.
berfokus pada aktivitas
5.
Informasi aktivitas terperinci
6.
Maksimalisasi kerja seluruh system
7.
Penggunaan ukuran keuangan dan non keuangan
untuk kinerja
|
Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen
Akuntansi
manajemen berdasarkan aktivitas menawarkan keuntungan yang berarti, termasuk
memperbaiki keakuratan pembiayaan produk, memperbaiki pengambilan keputusan,
meningkatkan perencanan trategis, dan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola
aktivitas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Biaya
dibebankan pada objek biaya, seperti produk, proyek pabrik, dan pelanggan. Tiga
metode pembebanan biaya, yaitu penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan
alokasi. Penelusuran langsung dan penelusuran penggerak lebih akurat karena
didasarkan pada hubungan sebab-akibat. Penelusuran langsung bergantung pada
pengamatan secara fisik untuk membebankan biaya. Penelusuran penggerak
bergantung pada penggunaan factor-faktor penyebab yang disebut penggerak untuk
membebankan biaya. Alokasi bergantung pada hubungan yang di asumsikan dan
kemudahan membebankan biaya.
Produk
terdiri dari dua, yaitu produk berwujud dan jasa. Harga pokok produk (biaya
produk) didefinisikan sebagai biaya yang dibebankan pada produk yang memnuhi
tujuan manajerial tertentu. Dalam perusahaan manufaktur, harga pokok produksi
harus di hitung, berbeda dengan pada perusahaan jasa yang tidak mengharuskan
hal tersebut. Selain itu, dalam perusahaan manufaktur, terdapat berbagai sistem
akuntansi manajemen yang memiliki 2 klasifikasi yaitu yang berdasarkan fungsi
dan aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Hansen D.R. dan
M.M. Mawon. 2007. Akuntansi Manajerial edisi 7 atau 8. Jakarta : Salemba empat
atau Erlangga.
http://estrijuwanita.blogspot.com/2013/12/resume-konsep-dasar-akuntansi-manajemen.html