Selasa, 31 Oktober 2017

MAKALAH : Konsep Dasar Akuntansi Manajemen



KATA PENGANTAR
                
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Konsep Dasar Akuntansi Manajemen.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Tanah Merah,     September 2017

Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................      i
KATA PENGANTAR ..................................................................................      ii
DAFTAR ISI ................................................................................................      iii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................      1
A.    Latar Belakang ........................................................................................      1
B.     Rumusan Masalah ...................................................................................      1
C.     Tujuan ......................................................................................................      1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................      2
A.   Pembebanan biaya....................................................................................      2
B.    Biaya Produk dan Jasa..............................................................................      7
C.    Sistem Akuntansi Manajemen..................................................................      9
BAB III PENUTUP......................................................................................      11
A.    Kesimpulan ..............................................................................................      11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................      12





BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan, manajemen puncak memberikan peran bagi para manajer dalam merencanakan pencapaian sasaran organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat melaksanakan rencana tersebut, manajemen puncak mengalokasikan sumber daya yang diukur dalam satuan uang. Pusat biaya melaporkan secara berjenjang menurut organisasi hasil pelaksanaan rencana pencapaian sasaran organisasi yang merupakan perannya dalam mencapai tujuan utama perusahaan.
Merencanakan dan membentuk pusat-pusat biaya pada perusahaannya. Keputusan-keputusan yang dibuat manajer beserta pihak-pihak internal lainnya mempengaruhi hasil-hasil yang akan didapat pada masa yang akan datang. Dalam pengambilan keputusan manajer harus membuat pilihan yang masuk akal diantara alternatif yang ada. Karena pilihan yang akan diambil oleh manajer sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan, sebagian besar kualitas keputusan manajemen mencerminkan kualitas akuntansi dan informasi lain yang diterima oleh manajemen.

B.      Rumusan Masalah
1.       Bagaimanakah Pembebanan Biaya dalam Akuntansi Manajemen?
2.       Bagaimanakah Biaya Produk dan Jasa dalam Akuntansi Manajemen?
3.       Bagaimanakah Sistem Akuntansi Manajemen?

C.     Tujuan
1.       Mengetahui Bagaimanakah Pembebanan Biaya dalam Akuntansi Manajemen?
2.       Mengetahui Bagaimanakah Biaya Produk dan Jasa dalam Akuntansi Manajemen?
3.       Mengetahui Bagaimanakah Sistem Akuntansi Manajemen?
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pembebanan Biaya
1.      Biaya
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa datang bagi organisasi. Biaya di katakan sebagai setara kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan jasa atau barang yang diinginkan. Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu berarti membuat perusahaan menjadi lebih efisien. Akan tetapi biaya harus di kelola dengan strategis.
Selain itu, manajer juga harus memahami apa yang di maksud dengan biaya peluang. Biaya peluang atau kesempatan adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika satu alternatif dipilih dari beberapa alternatif lainnya. Contohnya, sebuah perusahaan yang bernama PT. SIRA yang bergerak di bidang industry sepatu mungkin memilih untuk menggunakan kas sebesar $50.000 untuk keperluan menambah output produksi perusahaan tersebut dengan perkiraan output pertambahannya sebanyak 1000 unit dengan pangsa pasar yang sama, di bandingkan membuka cabang baru namun dengan pangsa pasar yang sangat menguntungkan dan memberikan keuntungan 20 % dari biaya yang dikeluarkan. Biaya peluang dari modal untuk penambahan output produksi adalah $10.000.
Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat dimasa depan, pada perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan kadaluwarsa (expire). Biaya yang kadaluwarsa disebut beban(expenses). Biaya dan harga berkaitan erat, dalam pengertian bahwa harga harus melebihi biaya agar meghasilkan laba yang cukup banyak. Selanjutnya, penurunan harga dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengurangi pengorbanan pelanggan dan kemampuan menurunkan harga berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya.

2.      Objek Biaya
System akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya kepada entitas, yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa apapun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan lain-lain yang digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya. Sebagai contoh, jika sebuah rumah sakit ingin menetapkan biaya unit operasi, maka obyek biayanya adalah unit operasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas muncul sebagai objek biaya yang penting. Aktivitas adalah unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam sebuah organisasi dana dapat juga dideskripsikan sebagai kumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Atau dapat di artikan pula, aktivitas adalah orang-orang dan atau peralatan yang melakukan kerja bagi orang lain. Selain sebagai obyek biaya, aktivitas juga berperan utama dalam pembebanan biaya untuk obyek  biaya lainnya. Oleh sebab itu, aktivitas adalah unit dasar kerja yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi, dan dapat juga digambarkan sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

3.      Keakuratan Pembebanan
Keakuratan tidak dievaluasi berdasarkan pengetahuan tentang biaya yang “sebenarnya”. Keakuratan adalah suatu konsep yang relative, dan harus dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanaan biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya sebaik mungkin. Contohnya, PT SIRA ingin mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan bahan baku yang di pasok sendiri oleh perusahaan. Dalam proses pengambilan bahan baku tersebut dari sumbernya dengan biaya angkut bahan, upah pekerja tidak langsung dan biaya lainnya sebesar  di perkirakan sebesar $200. Padahal perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama memperoleh bahan baku dengan biaya sebesar $190. Hal ini menunjukkan bahwa telah adanya distorsi pada pembebanan biaya untuk bahan baku.
Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk. Menetapkan hubungan sebab akibat antara biaya yang dibebankan dan objek biaya adalah kunci untuk membuat pembebanan biaya secara wajar dan akurat.

4.      Ketertelusuran
Hubungan antara biaya dan objek biaya harus digali untuk membantu  meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat berkaitan dengan objek biaya secara langsung maupun tidak langsung. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya. Biaya langsung ( direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya. “Ditelusuri dengan mudah” berarti biaya dapt dibebankan dengan cara yang layak secara ekonomi, sedangkan “ditelusuri dengan akurat” berarti biaya dapat dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Jadi, Ketelusuran adalah kemampuan untuk membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab akibat. Semakin besar biaya yang dapat ditelusuri ke objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya. Ketelusuran adalah unsur utama dalam pengembangan pembebanan biaya yang akurat.
Suatu jenis biaya tertentu mungkin saja digolongkan, baik secara biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Sistem akuntansi manajemen umumnya berurusan dengan banyak objek biaya. Semua bergantung pada objek biaya yang menjadi acuan. Sebagai contoh, jika rumah sakit merupakan obyek biaya, maka biaya pemanas dan pendingin ruang rumah sakit adalah biaya langsung. Akan tetapi, jika objek biayanya adalah produk yang dihasilkan oleh rumah sakit tersebut, maka biaya utilitis ini merupakan biaya tidak langsung.
·     
5.      Metode Penelusuran
Ketertelusuran berarti biaya dapat dibebankan de ngan mudah dan akurat , sedangkan penelusuran (tracing) berarti pembebanan akutual biaya pada objek biaya dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat terjadi melalui salah satu dari dua cara berikut: (1) penelusuran langsung(drect tarcing) yaitu suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek dan biasanya dikerjakan dengan pengamatan secara fisik. Contohnya perusahaan yang memasuk bahan baku sendiri dengan biaya $200. Bahan baku merupakan objek biaya yang langsung dapat di telusuri kepada PT SIRA. Idealnya, semua biaya harus dibebankan pada objek biaya dengan menggunakan penelusuran langsung. Sayangnya, objek biaya bukan merupakan pengguna sumber daya satu-satunya. Dalam kasus ini, kita menggunakan penelusuran penggerak untuk membebankan biaya.
Penelusuran penggerak (driver tracing) yaitu penggunaan penggerak untuk membebani biaya ke objek biaya. Dalam konteks pembebanan biaya, penggerak adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Oleh karena itu penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya. Penelusuran penggerak biasanya kurang akurat dibandingkan penelusuran langsung. Akan tetapi jika hubungan sebab akibatnya kuat, maka dapat diperkirakan adanya tingkat keakuratan yang lebih tinggi. Salah satu contoh adalah jumlah jam kerja pemeliharaan peralatan. Biaya yang di keluarkan sesuai dengan jumlah jam kerja pemeliharaannya. Dengan penelusuran penggerak yang sebenarnya perlu di hubungkan sebab-akibat pada objek biaya peralatan. Sehingga biaya yang seharusnya di bebankan kepada biaya tersebut dapat di ketahui.
Penelusuran penggerak dapat menghasilkan pembebanan biaya yang kurang akurat daripada penelusuran langsung. Perhatian yang lebih penting adalah situasi saat objek biaya bukan merupakan pemakai sumber daya satu-satunya, dan tidak ada hubungan sebab-akibat yang dapat di tetapkan (atau adanya kendala biaya jika menggunakan hubungan sebab-akibat).
·     
6.      Membebankan Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan ke objek-objek biaya, baik menggunakan penelusuran langsung maupun penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara biaya dengan objek biaya atau penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya disebut alokasi. Oleh karena itu tidak terdapat hubungan sebab akibat. Contohnya adalah biaya penjahitan sepatu kulit dan tas kulit. Untuk melihat hubungan penyebab tentu sulit maka untuk mengalokasikan biaya dilakukan dengan proporsi terhadap penggunaan jam tenaga kerja. Pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan. pembebanan biaya tidak langsung pada objek biaya secara arbitrer mengurangi keakuratan pemebebanan biaya secara keseluruhan. Oleh sebab itu, kebijakan perhitungan biaya yang terbaik mungkin hanya membebankan biaya(yang ditelusuri) langsung pada objek biaya. Akan tetapi, alokasi biaya tidak langsung mungkin bermanfaat untuk tujuan lain di samping keakuratan.
·     


7.      Ikhtisar Pembebanan Biaya
Keakuratan penelusuran penggerak tergantung pada kualitas hubungan sebab akibat yang digambarkan oleh penggerak. Pengidentifikasian penggerak dan penilaian kualitas dari hubungan sebab akibat, jauh lebih besar biayanya dibandingkan dengan penelusuran langsung atau alokasi. Salah satu keunggulan alokasi adalah kemudahan dan rendahnya biaya implementasi. Akan tetapi, alokasi adalah metode yang tingkat keakuratan pembebanan biayanya paling rendah, dan penggunaannya harus seminimal mungkin (sedapat mungkin dihindari).

B.    Biaya Produk dan Jasa
1.      Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda
Harga pokok produk atau biaya produk (product cost) adalam pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik. Arti “biaya produk” bergantung pada tujuan manajerial yang sedang berusaha dicapai. Hal ini mengilustrasikan prinsif manajemen biaya yang fundamental, yaitu “biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda”.
Rantai nilai internal perusahaan adalah seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain , mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan dan melayani produk. Rantai nilai biaya produk diperoleh dengan membebankan biaya pada serangkaian aktivitas yang mendefinisikan rantai nilai, kemudian membebankan biaya dari berbagai aktivitas itu pada produk.

2.      Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal
Biaya dibagi menjadi 2 yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perencanaan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Biaya nonproduksi sering dibagi dalam dua kategori umum :  biaya penjualan yang mencakup biaya pemasaran, distribusi dan layanan pelanggan; dan biaya administrasi yang mencakup biaya desain, pengembangan , dan administrasi umum.
Untuk barang berwujud, biaya produksi dan nonproduksi sering disebut sebagai biaya manufaktur dan nonmanufaktur. Biaya produksi dapat dikalsifikasikan lebih lanjut sebagai bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Dalam pelaporan keuangan eksternal, hanya ketiga elemen ini yang dapat dibebankan pada produk.
·         Bahan langsung
Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang di produksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan pada produk.
·         Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada baranag atau jasa yang sedang diproduksi. Pengamatan secara langsung dapat di lakukan dalam hal ini.
·         Overhead
Overhead semua biaya selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Pada perusahaan manufaktur, overhead juga dikenal sebagai beban pabrik atau overhead manufaktur.

3.      Biaya utama dan konversi
Kombinasi dari berbagai biaya produksi mengarah pada konsep biaya konversi dan biaya utama. Biaya utama adalah jumlah dari biaya  bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya konversi adalah jumlah dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Untuk perusahaan manufaktur, biaya konversi bisa di interpretasikan sebagai biaya untuk mengonversi bahan baku menjadi produk akhir.

4.      Biaya penjualan dan Administrasi 
Untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya penjualan dan administrasi disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode. Jadi, biaya ini tidak ada satupun yang dapat dibebankan pada produk atau muncul sebagai bagian dari nilai persediaan yang dilaporkan pada neraca. Biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan dan melayani produk atau jasa merupakan biaya pemasaran (penjualan). Sedangkan biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan pada pemasaran ataupun produksi, dibebankan sebagai biaya administrasi.

5.      Laporan Laba Rugi: Perusahaan Manufaktur
Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi (full costing) karena semua biaya manufaktur dibebankan ke produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi, beban dipisahkan menurut fungsi dan kemudian dikurangi dari pendapatan untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Harga pokok penjualan adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang melekat pada unit yang terjual. Untuk menghitung harga pokok penjualan, pertama-tama harga pokok produksi perlu di tentukan.
Contoh : perhitungan harga pokok produksi
  
6.      Laporan Laba Rugi: Perusahaan Jasa
Pada perusahaaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal dan akhir barang serta tidak memiliki persediaan barang jadi karena tidak mungkin menyimpan jasa.

C.   Sistem Akuntansi Manajemen
Sistem akuntansi manajemen diklasifikasikan sebagai system berdasarkan fungsi (functional based management / FBM) dan berdasarkan aktivitas (activity based management ABM). Jantung atau elemen pusat dari model FBM adalah fungsi, sementara elemen model ABM adalah aktivitas.
·         Tinjauan biaya FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan ke unit-unit fungsioanal dan kemudian ke produk.
·         Tinjauan biaya ABM, biaya dilacak untuk aktivitas dan kemudian ke produk.
·         Tinjauan efisiensi operasional FBM, penyediaan informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan lainnya dari akuntansi manajemen. Untuk mengendalikan pembembanan biaya untuk unit organisasional dan kemudian menuntut tanggung jawab unit manajerorganisasional untuk pengendalian biaya yang dibebani.
·         Tinjauan efisiensi operasional ABM, manajemen berdasarkan aktivitas fokus pada aktivitas manajemen dengan tujuan memperbaiki nilai yang diterima oleh pelanggan dan profit yang diterima dengan menyediakan nilai ini.

Berdasarkan fungsi
Berdasarkan aktivitas
1.    Penggerak berdasarkan unit
2.    Intensif dalam pengalokasian
3.    Perhitungan harga pokok produk secara sempit dan kaku
4.    Berfokus pada pengelolaan biaya
5.    Informasi aktivitas sedikit
6.    Maksimalisasi kinerja unit individual
7.    Penggunaan ukuran keuangan untuk kinerja
1.    Penggerak berdasarkan unit dan nonunit
2.    Intensif dalam penelusuran
3.    Perhitungan harga pokok produk secara luas dan fleksibel
4.    berfokus pada aktivitas
5.    Informasi aktivitas terperinci
6.    Maksimalisasi kerja seluruh system
7.    Penggunaan ukuran keuangan dan non keuangan untuk kinerja

Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas menawarkan keuntungan yang berarti, termasuk memperbaiki keakuratan pembiayaan produk, memperbaiki pengambilan keputusan, meningkatkan perencanan trategis, dan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola aktivitas.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Biaya dibebankan pada objek biaya, seperti produk, proyek pabrik, dan pelanggan. Tiga metode pembebanan biaya, yaitu penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Penelusuran langsung dan penelusuran penggerak lebih akurat karena didasarkan pada hubungan sebab-akibat. Penelusuran langsung bergantung pada pengamatan secara fisik untuk membebankan biaya. Penelusuran penggerak bergantung pada penggunaan factor-faktor penyebab yang disebut penggerak untuk membebankan biaya. Alokasi bergantung pada hubungan yang di asumsikan dan kemudahan membebankan biaya.
Produk terdiri dari dua, yaitu produk berwujud dan jasa. Harga pokok produk (biaya produk) didefinisikan sebagai biaya yang dibebankan pada produk yang memnuhi tujuan manajerial tertentu. Dalam perusahaan manufaktur, harga pokok produksi harus di hitung, berbeda dengan pada perusahaan jasa yang tidak mengharuskan hal tersebut. Selain itu, dalam perusahaan manufaktur, terdapat berbagai sistem akuntansi manajemen yang memiliki 2 klasifikasi yaitu yang berdasarkan fungsi dan aktivitas.








DAFTAR PUSTAKA

Hansen D.R. dan M.M. Mawon. 2007. Akuntansi Manajerial edisi 7 atau 8. Jakarta : Salemba empat atau Erlangga.

http://estrijuwanita.blogspot.com/2013/12/resume-konsep-dasar-akuntansi-manajemen.html