Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Perilaku Biaya Aktivitas”.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Tanah Merah, Oktober
2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .................................................................................... i
KATA
PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI
................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A.
Latar Belakang ........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C.
Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................. 3
A.
Dasar-Dasar Perilaku Biaya...................................................................... 3
B.
Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku
Biaya....................... 4
C.
Metode-Metode untuk Memisahkan Biaya Campuran ke
dalam
Komponen-Komponen
Tetap dan Variabel.............................................. 5
D.
Keandalan Rumus Biaya.......................................................................... 7
E.
Regresi Berganda...................................................................................... 8
F.
Penilaian Manajerial.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP...................................................................................... 10
A. Kesimpulan .............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Akuntansi
manajemen terus berubah dan menyesuaikan dengan perubahan-perubahan dalam
sector manufaktur dan jasa di dunia bisnis saat ini. Salah satu penyesuaian
yang signifikan adalah perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Pengaruh
model manajemen berdasarkan aktivitas atas akuntansi manajemen sangatlah besar,
yaitu menyebarkan penerimaan dan praktik konsep-konsep aktivitas berdasarkan
konsep-konsep metode berdasarkan aktivitas dalam kerangka yang terintegrasi dan
komprehensif.
Makalah
ini akan membahas mengenai perilaku biaya aktivitas, karena biaya-biaya ini
penting untuk mempersiapkan laporan keuangan eksternal. Biaya-biaya yang
disajikan dalam laporan keuangan tersebut diatur berdasarkan fungsi. Oleh
karena itu, semua biaya perusahaan dimasukkan ke dalam satu dari tiga katagori
yaitu biaya produksi atau manufaktur (dalam akun harga pokok penjualan), biaya
pemasaran, dan biaya administrasi, tetapi pengelompokan data berdasarkan
fungsional tidak membantu dalam penyusunan anggaran, pengendalian, dan pengambilan
keputusan. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman atas perilaku biaya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa saja dasar-dasar perilaku biaya?
2. Bagaimana hubungan aktivitas,
penggunaann sumber daya, dan perilaku biaya?
3. Bagaimana metode untuk memisahkan
biaya campuran ke dalam komponen biaya tetap dan biaya variable?
4. Bagaimana keandalan rumus biaya?
5. Apa yang dimaksud dengan regresi
berganda pada perilaku biya?
6. Bagaimana penilaian manajerial
terhadap perilaku biaya?
C.
Tujuan
1. Menjelaskan dasar-dasar perilaku
biaya
2. Menerangkan hubungan aktivitas,
penggunaan sumber daya, dan perilaku biaya
3. Mengidentifikasikan metode-metode
untuk memisahkan biaya campuran ke dalam komponen-komponen tetap dan variable
4. Mengetahui keandalan rumus biaya
5. Menjelaskan tentang regresi berganda
dalam hubungan dengan perilaku biaya
6. Menjelaskan penilaian manajerial
terhadap perilaku biaya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dasar-Dasar
Perilaku Biaya
Perilaku
biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan
aktivitas. Atau dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah untuk
menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan output. Biaya-biaya
bereaksi pada perubahan output dengan berbagai macam cara yaitu:
1.
Biaya
tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dalam
jumlah total tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat output
aktivitas berubah. Rentang yang relevan adalah rentang output di mana asumsi
hubungan biaya/output berlaku.
Contoh: biaya listrik, biaya
penyusutan, biaya sewa gedung
2.
Biaya
variabel
Biaya variabel adalah biaya yang
dalam jumlah total bervariasi secara proporsional atau sebanding dengan
perubahan output,
Rumus total biaya variabel = biaya
variabel per unit x jumlah unit
Contoh : biaya bahan baku
3.
Biaya
campuran
Biaya campuran adalah biaya yang
memiliki komponen biaya tetap dan biaya variabel sekaligus. Contoh : gaji dan
bonus penjualan untuk bagian marketing.
Rumus total biaya = biaya tetap +
total biaya variable
Untuk
dapat mengklasifikasikan biaya sesuai dengan perilakunya maka diperlukan
berbagai pertimbangan atas dasar:
1.
Waktu
Menentukan
apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variable bergantung pada
batasan waktu, tetapi batasan ini bersifat subjektif, tergantung dari
prespektif tiap-tiap manajer. Dalam ilmu ekonomi dalam jangka panjang semua
biaya merupakan biaya variabel sedangkan dalam jangka pendek minimal ada satu
biaya tetap.
Contoh
: perbedaan perspektif manajemen terhadap biaya tenaga kerja, ada yang
memandang sebagai biaya variabel karena dapat memberhentikan dan mempekerjakan
karyawan sesuai dengan kenaikan atau penurunan output. Tetapi ada juga yang
dipandang sebagai biaya tetap karena adanya kontrak yang membuat pihak
manajemen tidak bias seenaknya memberhentikan karyawan.
2.
Sumber
daya dan ukuran output
Setiap
aktivitas memerlukan sumber daya, sumber daya ini kemudian digabungkan dan
diolah untuk menghasilkan output. Salah satu bentuk untuk mengukur output
adalah frekuensi dilakukannya aktivitas tersebut. Semakin sering frekuensi
melakukan aktivitas, semakin besar pula biayanya.
Istilah
lain untuk pengukuran output adalah penggerak. Untuk dapat memahami perilaku
biaya perlu menentukan aktivitas yang dilakukan dan penggerak yang terkait,
yang berfungsi sebagai pengukur kapasitas atau penggerak aktivitas.
Penggerak aktivitas ini dibagi menjadi:
i.
Penggerak
tingkat produksi
(tingkat unit) adalah perubahan dalam biaya ketika unit yang diproduksi
berubah. Contoh: biaya pemakaian bahan baku.
ii.
Penggerak
tingkat non unit
adalah perubahan dalam biaya ketika factor-faktor lain selain unit berubah.
Contoh: biaya penyusutan mesin
B.
Aktivitas,
Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya
Kapasitas
adalah kemampuan actual atau potensial untuk melakukan sesuatu. Berapa
banyaknya kapasitas tergantung pada tingkat kinerja yang diminta. Tingkat yang
efisien atas kinerja aktivitas ini disebut kapasitas praktis (practical
capacity). Kadang-kadang terjadi kelebihan kapasitas. Untuk mengetahui
kelebihan kapasitas yang mempengaruhi perilaku biaya penting untuk mengetahui
sumber daya fleksibel dan sumber daya terikat.
1. Sumber daya fleksibel yaitu sumber daya yang dipasok saat
digunakan atau dibutuhkan. Oleh karena itu biaya sumber daya fleksibel
merupakan biaya variable. Contoh : biaya bahan baku
2. Sumber daya terikat yaitu sumber daya yang harus ada
sebelum dibutuhkan. Oleh karena itu sumber daya terikat merupakan biaya tetap.
Contoh : gedung. Dalam jangka yang lebih pendek dikenal dengan biaya diskresi,
biaya ini terjadi karena adanya perolehan kapasitas aktivitas jangka pendek.
Contoh : biaya iklan.
Dalam
pembahasan perilaku biaya perilaku biaya diasumsikan bahwa biaya bersifat
kontinyu, padahal dalam kenyataannya fungsi biaya tidaklah kontinyu yang
dikenal dengan fungsi biaya bertahap. Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya
yang konstan untuk rentang output tertentu dan pada titik tertentu naik ke
tingkat biaya yang lebih tinggi dimana biaya tersebut tidak berubah untuk
rentang output yang sama. Lebar dari tiap tahap menunjukkan rentang output yang
mengharuskan diperolehnya sumber daya tersebut, sedangkan penilaian rentang
juga bersifat subjektif. Rentang yang sempit akan menjadi biaya variabel, sedangkan
rentang yang lebar merupakan biaya tetap.
C.
Metode-Metode
untuk Memisahkan Biaya Campuran ke dalam Komponen-Komponen Tetap dan Variabel
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya campuran perlu
dipisahkan ke dalam komponen-komponen tetap dan variabel. Ada tiga metode yang
digunakan secara luas untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap
dan variabel., yaitu metode tinggi rendah, metode scatterplot, dan metode
kuadrat terkecil. Masing-masing metode menggunakan asumsi hubungan linear.
1.
Metode Tinggi Rendah
Metode tinggi
rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan
terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan
untuk menghitung parameter pemintas dan kemiringan. Titik tinggi di definisikan
sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik rendah di
definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas terendah.
Persamaan untuk
penentuan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut:
Biaya variabel
per unit = perubahan biaya / perubahan output
Biaya variabel
per unit = (biaya tinggi –
biaya rendah)
(output tinggi
– output rendah)
Biaya tetap =
biaya total titik tinggi – (biaya variabel per unit x output tinggi)
Biaya tetap =
biaya total titik rendah (biaya variabel per unit x output rendah)
2.
Metode Scatterplot
Metode
scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan memplot
data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan metode scatterplot
adalah memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya penyetelan dan
aktivitas dapat dilihat. Plot ini disebut dengan grafik scatter. Grafik scatter
memungkinkan seseorang untuk secara visual menyesuaikan suatu garis dengan
titik-titik dalam grafik scatter. Dalam melakukan hal ini, garis yang dipilih
seharusnya adalah garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut.
Keunggulan signifikan metode scatterplot adalah memungkinkan kita untuk melihat
data secara visual. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya kriteria objektif
untuk memilih garis terbaik.
3.
Metode Kuadrat Terkecil
Kedekatan
setiap titik pada garis dapat diukur dengan jarak vertikal titik dari garis.
Jarak vertikal ini adalah perbedaan antara biaya aktual dengan biaya yang
diprediksi oleh garis. Untuk titik 5, biaya yang diprediksi adalah 5*, dan
deviasinya adalah jarak antara titik 5 dan 5* (jarak dari titik ke garis).
Metode kuadrat
terkecil pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan kemudian menjumlahkan
deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan.
Pengkuadratan deviasi ini menghindari masalah yang disebabkan oleh bauran angka
positif dan negatif. Karena ukuran kedekatan adalah jumlah deviasi
kuadrat titik-titik dari garis, maka semakin kecil ukurannya, semakin baik garisnya.
Garis yang lebih mendekati titik disbanding garis lainnya disebut garis
kesesuaian terbaik, yaitu garis dengan jumlah kuadrat deviasi terkecil.
Penggunaan
Program Regresi
Langkah pertama dalam penggunaan computer untuk
menghitung koefisien regresi adalah memasukkan data. Selanjutkan jalankan
regresi, dalam Excel fungsi regresi terdapat dalam menu “tools”, kemudian pilih
“add in” dan tambahkan “data analysis” klik dan pilih “regression”. Ketika
layar regression muncul, kita dapat memberitahu letak variabel terikat dan
bebas. Terakhir beri perintah pada computer di mana meletakkan output.
D.
Keandalan
Rumus Biaya
Kegunaan utama yaitu terletak pada kemampuannya
menginformasikan seberapa jauh rumus biaya yang diperkirakan dapat diandalkan.
R Kuadrat – Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi atau R kuadrat adalah persentase
variabilitas variabel terikat yang dijelaskan oleh suatu variabel bebas.
Persentase ini merupakan ukuran goodness of fit. Semakin tinggi
persentase variabilitas biaya yang dijelaskan, semakin bak garisnya. Karena
koefisien determinasi tersebut merupakan persentase variabilitas yang
dijelaskan, nilainya berkisar antara 0-1.
Tidak ada batasan yang jelas untuk koefisien determinasi
yang baik dan buruk. Yang pasti, semakin dekat R kuadrat ke-1, semakin baik
garisnya.
Koefisien Korelasi
Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah
koefisien korelasi, yaitu akar dari koefisien determinasi. Karena akar dapat
bernilai negatif, nilai koefisien korelasinya dapat berkisar antara -1 dan +1. Jika
koefisien korelasinya positif, maka kedua variabelnya bergerak menuju arah yang
sama dan terdapat korelasi positif. Korelasi positif sempurna akan menghasilkan
nilai 1 untuk koefisien korelasi. Di lain pihak, jika koefisien korelasinya
negatif, maka kedua variabel bergerak menuju arah yang dapat diprediksi, tetapi
berlawanan arah. Korelasi negatif sempurna akan menghasilakan koefisien
korelasi sebesar -1. Nilai koefisien yang mendekati nol mengidentifikasi tidak
adanya korelasi
E.
Regresi
Berganda
Regresi berganda (multiple regresssion) adalah
kuadrat terkecil yang digunakan untuk membuat suatu persamaan yang melibatkan
dua atau lebih variabel penjelas.
F.
Penilaian
Manajerial
Pertimbangan manajerial merupakan hal yang sangat penting
dalam menentukan perilaku biaya. Pertimbangan manajerial merupakan metode
paling luas yang digunakan. Metode ini memiliki banyak bentuk. Secara sederhana
beberapa manajer menentukan biaya aktivitas tertentu menjadi kategori tetap dan
lainnya menjadi kategori variabel, tanpa menghiraukan kemungkinan biaya
campuran. Daya tarik dari metode ini terletak pada kesederhanaannya. Sebelum
memilih metode ini, manajemen berupaya memastikan sebagian besar biaya adalah
variabel atau tetap dan keputusan yang dibuat tidak terlalu sensitif terhadap
kesalahan pengklasifikasian biaya.
Kemungkinan lain adalah manajemen mengidentifikasi biaya
campuran dan membagi biaya-biaya ini dalam komponen tetap dan variabel dengan
memutuskan bagian biaya yang merupakan biaya tetap dan variabel. Sebagai
contoh, suatu pabrik dapat memasukkan pembayaran sewa mesinn fotokopi dalam
satu akun dan biaya kertas dan tinta ke akun lainnya. Dengan demikian, akan
mudah untuk mengelompokkan akun pembayaran sewa dengan akun-akun biaya tetap
lainnya, dan memperlakukan biaya variabel secara terpisah. Kemudian, komponen
variabel dapat dihitung dengan menggunakan satu atau lebih data biaya/ volume.
Hal ini memiliki keunggulan akuntansi untuk biaya campuran, tetapi rentan
terhadap jenis kesalahan, yaitu manajemen mungkin saja salah dalam
penilaiannya.
Kemungkinan terakhir adalah manajemen menggunakan
pengalaman dan pertimbangan mereka untuk memperbaiki hasil estimasi statistik.
Keunggulan dari
penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya tetap dan variabel
terletak pada kesederhanaannya. Saat manajer memiliki pengetahuan yang mendalam
tentang perusahaan dan pola biayanya, metode ini dapat memberikan hasil yang
baik. Akan tetapi, kesalahan akan terjadi jika manajer tidak memiliki
pertimbangan yang baik. Oleh karena itu, mempertimbangkan pengalaman manajer,
potens kesalahan, dan pengaruh pertimbangan yang salah terhadap keputusan
terkait merupakan hal yang penting.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Perilaku biaya adalah cara biaya
berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Waktu
merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan perilaku biaya. Biaya
variabel merupakan biaya yang meningkat secara proporsional dengan peningkatan
aktivitas. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jumlah totalnya ketika
penggunaan aktivitas berubah, sedangkan biaya campuran merupakan biaya yang
mempunyai komponen tetap dan variabel.
2. Model penggunaan sumber daya
meningkatkan pemahaman tentang perilaku biaya. Sumber daya yang diperoleh
sebelum penggunaan dikatagorikan sebagai beban terikat, sedangkan sumber daya
yang diperoleh pada saat digunakan dan dibutuhkan disebut sumber daya
fleksibel. Dikenal juga biaya diskresi yang cenderung merupakan biaya tetap.
Sumber daya juga dapat diperoleh dalam rentang tertentu, jika rentang sempit
maka merupakan fungsi biaya variabel, sedangakan rentang lebar menunjukkan
biaya tersebut merupakan biaya tetap.
3. Terdapat tiga metode untuk
memisahkan biaya campuran. Metode tinggi rendah bersifat objektif dan sederhana
tetapi tidak merepresentasikan hubungan biaya yang sebenarnya. Metode
scatterplot baik dalam mengidentifikasikan nonlinearitas, adanya outlier dan
adanya pergeseran dalam hubungan biaya, kelemahannya adalah bersifat subjektif.
Metode kuadrat terkecil menghasilkan garis yang paling sesuai dengan
titik-titik data sehingga lebih direkomendasikan.
4. Metode kuadrat terkecil memiliki
keunggulan dibanding metode lainnya dalam menilai keandalah persamaan biaya.
Koefisien korelasi juga mengukur kekuatan hubungan dan menunjukkan arah
hubungan.
5. Peranan regresi berganda dapat
memberikan variabel tambahan ke dalam persamaan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan persamaan tersebut dalam memprediks biaya aktivitas serta member
pemahaman mengenai cara pengelolaan biaya aktivitas.
6. Pertimbangan manajerial dapat
digunakan secara terpisah atau bersama-sama dengan metode tinggi rendah,
scatterplot, dan kuadrat terkecil. Manajer menggunakan pengalaman dan
pengetahuan mereka mengenai hubungan biaya dan tingkat aktivitas untuk
mengidentifikasikan outlier, memahami perubahan structural dan
menyesuaikan parameter yang disebabkan oleh perubahan kondisi yang
diantisipasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hansen,
D.R. & Mowen, M.M. 2004. Management Accounting Akuntansi Manajemen Buku
1. Terjemahan Fitriasari & Kwary. 2004. Jakarta : Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar