KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran”.
Dalam Penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen saya yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Belitang, Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran............................................................... 2
B. Kedudukan Evaluasi dalam Proses
Pendidikan.......................................... 3
C. Syarat-Syarat Umum Evaluasi .................................................................... 3
D. Evaluasi Hasil Belajar.................................................................................. 5
E. Evaluasi Pembelajaran................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses
pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik, bermanfaat,
atau tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia dapat
menjadi salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses
pembelajaran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik.
Artinya, apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik,
pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian
pula sebaliknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil
yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui
evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil
belajar dan evaluasi pembelajaran. Dalam makalah ini hanya dibicarakan masalah
konsep dasar evaluasi hasil belajar meskipun dalam pembicaraan tentang evaluasi
hasil belajar ini juga disinggung masalah konsep dasar evaluasi pembelajaran.
Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu melakukan
pekerjaan evaluasi.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi
pembelajaran?
2. Bagaimana kedudukan evaluasi dalam
proses pendidikan?
3. Apa syarat umum evaluasi?
4. Bagaimana evaluasi hasil belajar?
5. Bagaimana evaluasi pembelajaran?
C.
Tujuan
1. Memahami apa pengertian evaluasi
pembelajaran
2. Memahami bagaimana kedudukan evaluasi
dalam proses pendidikan
3. Memahami apa syarat umum evaluasi
4. Memahami bagaimana evaluasi hasil
belajar
5. Memahami bagaimana evaluasi
pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Istilah
evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang artinya penilaian.
Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda, menurut Wang dan Brown dalam buku
yang berjudul Essentials of Educational Evaluation , dikatakan bahwa
“Evaluation refer to the act or process to determining the value of something”,
artinya “evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai daripada sesuatu”. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi
pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan.
Evaluasi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu
tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah
menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
Sesuai
pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran
adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi
secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan
dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang
pembelajaran.
Untuk
memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui
kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau
angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan
tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran
(measurment) dan evaluasi (evaluation). Kegiatan pengukuran merupakan dasar
dalam kegiatan evaluasi.
Proses
pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia, dimana di dalamnya terjadi
proses membudayakan dan memberadabkan manusia. Transformasi dalam proses
pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan memberadabkan siswa.
Unsur-unsur transformasi proses pendidikan, meliputi :
1) Pendidik dan personal lainnya
2) Isi pendidikan
3) Teknik
4) Sistem evaluasi
5) Sarana pendidikan, dan
6) Sistem administrasi.
Keluaran
dalam proses pendidikan adalah siswa yang semakin berbudaya dan beradab sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan. Umpan balik dalam proses pendidikan adalah
segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi
yang ada dalam proses.
C.
Syarat-Syarat Umum Evaluasi
Syarat-syarat
umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi dalam proses
pendidikan terurai berikut ini:
1.
Kesahihan
Kesahihan
menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan
evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Dapat diterjemahkan pula
sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari suatu instrument evaluasi
atau tes, dan tidak terhadap instrument itu sendiri (Gronlund, 1985:57).
Kesahihan juga dapat dikatakan lebih menekankan pada hasil/ perolehan evaluasi,
bukan pada kegiatan evaluasinya.
Kesahihan
instrument evaluasi diperoleh melalui hasil pengalaman. Dari dua cara tersebut,
diperoleh empat macam kesahihan yang terdiri dari:
·
Kesahihan
isi (content validation)
·
Kepentingan
konstruksi (construction validity)
·
Kesahihan
ada sekarang (concurrent validity), dan
·
Kesahihan
prediksi (prediction validity) (Arikunto, 1990:64).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi
meliputi:
·
Faktor
instrumen evaluasi itu sendiri
·
Faktor-faktor
administrasi evaluasi dan penskoran juga merupakan faktor-faktor yang mempunyai
suatu pengaruh yang menganggu kesahihan interpretasi hasil evaluasi
·
Faktor-faktor
dalam respons-respons siswa merupakan faktor-faktor yang lebih banyak
mempengaruhi kesahihan daripada faktor yang ada instrumental evaluasi atau
pengadministrasiannya.
2. Keterandalan
Keterandalan
evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan
bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat (Arikunto,
1990:81). Keterandalan menunjukan kepada konsistensi (keajegan) pengukuran
yakni bagaimanakah keajegan skor tes atau hasil evaluasi lain yang berasal dari
pengukuran yang satu ke pengukuran yang lain. Juga berhubungan erat dengan
kesahihan, karena keterandalan menyediakan (Arikunto, 1990: 81; Gronlund,
1985:87). Tidak selalu menjamin bahwa hasil evaluasi yang andal (reliable) akan
selalu menjawab bahawa hasil evaluasi sahih (valid).
Untuk
memperjelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterandalan akan diuraikan
berikut ini:
1) Panjang tes (length of test)
Tes
ini dilakukan dengan tidak banyak menebak, maka keterandalan hasil evaluasi
semakin tinggi
2) Sebaran skor (spread of scores)
Karena
koefisien keterlandan yang lebih besar dihasilkan pada saat orang perorang
tetap pada posisi yang relative sama dalam satu kelompok dari satu pengujian ke
pengujian lainnya, itu berarti selisih yang dimungkinkan dari perubahan posisi
dalam kelompok juga menyumbang memperbesar koefisien keterandalan
3) Tingkat kesulitan tes (difficulty of
tes)
Tes
acuan norma (norm reference test). Tingkat kesulitan tes yang ideal untuk
meningkatkan koefisien keterandalan adalah tes yang menghasilkan sebaran skor
berbentuk atau kurva normal.
4) Objektivitas (objectivity)
Objektivitas
suatu tes menunjuk kepada tingkat skor kemampuan yang sama (yang dimiliki oleh
siswa satu dengan siswa yang lain) memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan
tes.
3. Kepraktisan
Kepraktisan
evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yanga da pada instrument
evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi/memperoleh
hasil, maupun kemudahan dalam menyimpannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepraktisan instrument evaluasi meliputi:
1) Kemudahan mengadministrasi
2) Waktu yang disediakan untuk
melancarkan evaluasi
3) Kemudahan menskor
4) Kemudahan interpretasi dan aplikasi
5) Tersedianya bentuk instrument
evaluasi yang ekuivalen
D.
Evaluasi Hasil Belajar
1. Fungsi dan Tujuan Hasil Belajar
Tujuan
utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa
setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan
tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau
symbol. Apabila tujuan utamanya kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah
terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai
keperluan.
Hasil dari
kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya difungsikan dan ditujukan untuk
keperluan berikut ini:
·
Untuk
diagnostic dan pengembangan
·
Untuk
seleksi
·
Untuk
kenaikan kelas
·
Untuk
penempatan.
2. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar
Ranah tujuan
pendidikan adalah berdasarkan hasil belajar siswa secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik (Davies, 1986:97; Jarolimek dan Foster, 1981:1981; 148). Taksonomi
tujuan ranah kognitif dikemukakan oleh Bloom (1956), merupakan hal yang amat
penting diketahui oleh guru sebelum melaksanakan evaluasi. Ranah afektif dari
taksonomi tujuan pendidikan dikemukakan pada tahun 1964 oleh Krathwohl, Bloom,
dan Masia. Taksonomi tujuan pendidikan ranah psikomotorik dikemukakan oleh
Harrow pada tahun 1972.
3. Prosedur Evaluasi Hasil Belajar
Berdasarkan
pengertian evaluasi hasil belajar kita mendapatkan bahwa hasil belajar
merupakan suatu proses yang sistematis. Berikut ini merupakan penjelasan dari
masing-masing tahapan prosedur evaluasi hasil belajar.
1) Persiapan
Pada
tahapan persiapan ini terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan evaluator,
yakni :
·
Menetapkan
pertimbangan dan keputusan yang dibutuhkan
·
Menggambarkan
informasi yang dibutuhkan, dan
·
Menetapkan
informasi yang sudah tersedia
2) Penyusunan Insrumen Evaluasi
Berikut
ini akan diuraikan prosedur penyusunan alat penilaian secara garis besar.
Prosedur yang perlu ditempuh untuk
menyusun alat penilaian tes adalah sebagai berikut:
·
Menentukan
bentuk tes yang akan disusun, bentuk tes ada dua yakni tes objektif dan tes
esai (tes subjektif)
·
Membuat
kisi-kisi butir soal, terdiri dari ruang lingkup isi pelajaran, proposi jumlah
item dan tiap-tiap sub-isi pelajaran, aspek intelekttual, dan bentuk soal
·
Menulis
butir soal, yakni kegiatan yang dilaksanakan evaluator setelah membuat
kisi-kisi soal.
3) Pelaksanaan Pengukuran
Pelaksanaan
pengukuran untuk teknik tes maupun teknik non tes hampir sama, oleh karena itu
akan diuraikan pelaksanaan secara umum. Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran
adalah sebagai berikut:
·
Persiapan
tempat pelaksanaan pengukuran, yakni suatu kegiatan untuk mempersiapkan ruangan
yang memenuhi syarat-syarat pelaksanaan pengukuran yang meliputi syarat
penerangan, luas ruangan, dan tingkat kebisingan
·
Melancarkan
pengukuran
·
Menata
dan mengadministrasikan lembar soal dan lembar jawaban siswa untuk memudahkan
penskoran.
4) Pengolahan Hasil penilaian
Kegiatan
mengolah data yang berhasil dikumpulkan melalui kegiatan penilaian inilah yang
disebut kegiatan pengolahan hasil penilaian. Prosedur pelaksanaan pengolahan
hasil penilaian adalah sebagai berikut :
·
Menskor,
yakni kegiatan memberikan skor pada hasil penilaian yang dapat dicapai oleh
responden (siswa)
·
Mengubah
skor mentah menjadi skor standar
·
Mengkonversikan
skor standar ke dalam nilai.
5) Penafsiran Hasil Penilaian
Penafsiran
terhadap hasil penilaian individual dapat kita bedakan menjadi dua, yakni
penafsiran yang bersifat individual dan penafsiran yang bersifat klasikan
(Nurkancana, 1986: 113). Penafsiran hasil penilaian yang bersifat individual
yakni penafsiran terhadap keadaan/kondisi seorang siswa berdasarkan perolehan
penilaian hasil belajarnya.
Ada tiga
jenis penafsiran penilaian hasil belajar yang bersifat individual, yakni :
·
Penafsiran
tentang tingkat kesiapan, yakni tentang kesiapan siswa untuk mengikuti
pelajaran yang berikutnya untuk naik kelas atau untuk lulus
·
Penafsiran
tentang kelemahan individual yakni tentang kelemahan seorang siswa pada subtes
tertentu, pada suatau mata pelajaran atau keseluruhan mata pelajaran
·
Penafsiran
tentang kemajuan belajar individual yakni tentang kemajuan seoarang siswa pada
satu periode pembelajaran atau pada satu periode kelas atau pada satu periode
sekolah.
Adapun
penafsiran yang bersifat klasikal terdiri dari :
·
Penafsiran
tentang kelemahan-kelemahan kelas
·
Penafsiran
tentang prestasi kelas
·
Penafsiran
tentang perbandingan anatarkelas
·
Penafsiran
tentang susunan kelas.
6) Pelaporan dan Penggunaan Hasil
Evaluasi
Pelaporan
ini dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembelajaran secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak yang perlu
memperoleh laporan tentang hasil belajar siswa adalah seperti siswa, guru yang
mengajar, guru lain, petugas lain di sekolah, orang tua siswa, dan pemakai
lulusan (Arikunto, 1990:289). Secara umum dapat ditandai bahwa penggunaan hasil
evaluasi meliputi:
a) Untuk menentukan kenaikan kelas atau
kelulusan seoarang siswa yang terlibat dalam evaluasi hasil belajar tersebut
b) Untuk mengadakan diagnosis dan
remedial terhadap siswa yang membutuhkan
c) Untuk menentukan perlu tidaknya
suatu penyajian isi pelajaran/ sub-isi pelajaran ternteu diulang
d) Untuk menentukan pengelompokkan dan
penempatan dan penempatan pada siswa
e) Untuk membuat laporan hasil belajar
E.
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi
pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat
kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran.
Pembahasan evaluasi pembelajaran dalam uraian berikut ini akan dibatasi pada
fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran, sasaran evaluasi pembelajaran, dan
prosedur evaluasi pembelajaran.
1. Fungsi dan Tujuan Evaluasi
Pembelajaran.
Sejumlah
informasi atau data yang diperoleh melalui evaluasi pembelajaran inilah yang
kemudian difungsikan dan ditujukan untuk pengembangan pembelajaran dan
akreditasi.
1) Fungsi dan tujuan evaluasi
pembelajaran untuk pengembangan.
Fungsi
dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk pengembangan pembelajaran dilaksanakan
apabila hasil kegiatan evaluasi pembelajaran digunakan sebagai dasar
pengembangan pembelajaran.
2) Fungsi dan tujuan evaluasi
pembelajaran untuk akreditasi
Pengertian
akreditasi sebagai suatu penilaian yang dilakukan oleh pemerintah terhadap
sekolah swasta untuk menentukan peringkat pengakuan pemerintah pengakuan
pemerintah terhadap sekolah tersebut (Arikunto, 1990 : 186). Juga dapat
diartikan sebagai suatu proses dengan mana suatu program atau institusi
(lembaga) diakui sebagai badan yang sesuai dengan beberapa standar yang telah
disetujui (Scravia B. Anderson dalam Arikunto, 1990 : 186).
2. Sasaran Evaluasi Pembelajaran
Sasaran
evaluasi pembelajaran adalah aspek-aspek yang terkandung dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian sasaran evaluasi pembelajaran meliputi tujuan
pengajaran, unsur dinamis pembelajaran, pelaksanan pembelajaran, dan kurikulum.
a)
Tujuan
pembelajaran
Hal-hal
yang perlu dievaluasi pada tujuan pengajaran adalah penjabaran tujuan
pengajaran, rumusan tujuan pengajaran, dan unsure-unsur-unsur tujuan
pengajaran.
Penjabaran
dimulai dari tujuan pengajaran tertinggi sampai tujuan pengajaran yang terendah
seringkali disebut hieraki tujuan. Tujuan pengajaran yang tertinggi adalah
tujuan pendidikan nasional. Tujuan kelembagaan, tujuan kurikuler, tujuan umum
pengajaran, dan terakhir tujuan khusus pengajaran, semakin kebawah semakin
rinci unsur-unsur yang ada dirumusan tersebut.
b)
Unsur
dinamis pembelajaran
Yang
dimaksud dengan unsur dinamis pembelajaran adalah sumber belajar atau komponen
sistem instruksional yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Sumber belajar
meliputi: pesan orang, bahan, alat, teknik, dan latar (AECT, 1986 : 2).
Sumber-sumber
belajar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sumber belajar yang dirancang (by
design) yakni sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai
komponen pembelajaran untuk memberikan kemudahan /fasilitas belajar yang
terarah dan bersifat normal, dan sumber belajar karena dimanfaatkan (by
utilization) yakni sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk
keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan diterapkan, dan digunakan untuk
keperluan belajar (AECT, 1986 : 9).
Sumber
belajar disebut unsur dinamis pembelajaran karena setiap perubahan yang terjadi
pada salah satu sumber belajar akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada
kegiatan pembelajaran. Pesan dapat diartikan sebagai informasi yang disampaikan
oleh sumber belajar atau komponen sistem instruksional yang lain dan berbentuk
gagasan, fakta, makna dan data (AECT, 1986:195).
Orang
sebagai sumber belajar adalah orang bertindak sebagai penyimpanan dan atau
penyalur pesan (AECT, 1986 : 10). Bahan adalah barang-barang (lazim disebut
perangkat lunak) yang biasanya berisikan pesan untuk disampaikan dengan
menggunakan peralatan, kadang-kadang bahan itu sendiri sudah merupakan bentuk
penyajian (AECT, 1986 : 10). Alat merupakan barang-barang (lazim disebut
perangkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam
bahan (AECT, 1986 : 10). Teknik adalah prosedur atau langkah-langkah tertentu
dalam menggunakan bahan, alat, tata tempat, dan orang untuk menyampaikan pesan
(AECT, 1986 : 10) Latar merupakan sumber belajar berupa lingkungan tempat pesan
diterima oleh siswa ( AECT, 1986 : 10).
Adanya
interaksi antara sumber sebagai unsur dinamis pembelajaran dengan siswa akan
mewujudkan pelaksanaan pembelajaran.
c) Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran diartikan sebagai interaksi antara sumber belajar dengan siswa.
Sasarn evaluasi pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran secara lebih
terperinci diantaranya adalah:
·
Kesesuaian
pesan dengan tujuan pengajaran
·
Kesesuaian
sekuensi penyajian pesan kepada siswa
·
Kesesuaian
bahan dan alat dengan pesan dan tujuan pengajaran
·
Kemampuan
guru menggunakan bahan dan alat dalam pembelajaran
·
Kemampuan
guru menggunakan teknik pembelajaran
·
Kesesuaian
teknik pembelajaran dengan pesan dan tujuan pengajaran
·
Interaksi
siswa dengan siswa lain
·
Interaksi
guru dengan siswa.
d) Kurikulum
Kurikulum
dipandang sebagai rencana tertulis yakni seperangkat komponen pembelajaran yang
diuraikan secara tertulis pada bahan tercetak atau buku. Kurikulum sebagai
sasaran evaluasi pembelajaran akan meliputi:
·
Tersedianya
dan sekaligus kelengkapan komponen kurikulum
·
Pemahaman
terhadap prinsip-prinsip pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
·
Pemahaman
terhadap tujuan kelembagaan atau tujuan institusional sekolah
·
Pemahaman
terhadap strukur program kurikulum
·
Pemahaman
terhadap GBPP
·
Pemahaman
terhadap teknik pembelajaran
·
Pemahaman
terhadap sistem evaluasi
·
Pemahaman
terhadap pembinaan guru
·
Pemahaman
terhadap bimbingan siswa.
3. Prosedur Evaluasi Pembelajaran
Bahwa
evaluator dalam evaluasi pembelajaran adalah suatu tim yang mempunyai peran
penting dalam memberikan informasi mengenai keberhasilan pembelajaran
(Arikunto, 1988:7) yang berhak menjadi evaluator adalah orang-orang yang telah
memenuhi berbagai pesyaratan yang ditentukan. Adapun lima tahapan prosedur
evaluasi pembelajaran sebagai berikut:
a) Penyusunan Rancangan
Desain
evaluasi pembelajaran berisi hal-hal yang sama dengan yang tertera dalam desain
penelitian yakni meliputi latar belakang, problematika, tujuan evaluasi,
populasi, dan sampel, instrument dan sumber data serta teknik analisis data
(Arikunto, 1988 : 44). Ada beberapa langkah-langkah kegiatannya:
1. Menyusun latar belakang yang
berisikan dasar pemikiran dan atau rasional penyelenggara evaluasi
2. Problematika berisikan rumusan
permasalahan/problematika yang akan dicari jawabannya baik secara umum maupun
terperinci
3. Tujuan evaluasi merupakan rumusan
yang sesuai dengan problematika evaluasi pembelajaran
4. Populasi dan sampel
5. Instrumen
6. Teknik analisis data
b) Penyusunan Instrumen.
Menurut
Arikunto (1988 : 88-89) langkah-langkah penyusunan instrumen adalah:
·
Merumuskan
tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun
·
Membuat
kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian variabel dan jenis yang akan
digunakan untuk mengukur bagian variebel yang bersangkutan
·
Membuat
butir-butir instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan kisi-kisi
·
Menyunting
instrument evaluasi pembelajaran.
c) Pengumpulan Data
Dalam
pengumpulan data dapat diterapkan berbagai teknik pengumpulan data diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Kuesioner yakni seperangkat
pertanyaan tertulis yang diberikan kepada seseorang untuk mengungkap pendapat,
keadaan, kesan yang ada pada diri orang tersebut maupun diluar dirinya
(Arikunto, 1988 : 53)
2. Wawancara yakni suatu teknik
pengumpulan data yang menuntut adanya pertemuan langsung atau komunikasi
langsung antara evaluator dengan sumber data.
3. Pengamatan yakni teknik pengumpulan
data melalui kegiatan mengamati yang dilakukan oleh evaluator terhadap kegiatan
pembelajaran.
4. Studi kasus yakni teknik pengumpulan
data berdasarkan kasus-kasus yang ada dan didokumentasikan.
d) Analisis Data
Analisis
data dapat dilakukan secara individual dan berkelompok. Apabila data diolah dan
dianalisis secara individual maka hasilnya menunjuk kepada seseorang atau suatu
keadaan. Sedangkan pengolahan dan penganalisisan secara kelompok , hasilnyta
menunjuk kepada suatu bagian data atau keseluruhan.
e)
Penyusunan
Laporan
Dalam
laporan evaluasi pembelajaran harus berisikan pokok-pokok berikut:
·
Tujuan
evaluasi, yakni didahului dengan latar belakang dan alasan dilaksanakannya
evaluasi
·
Problematika
berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah dicari jawabnya melalui pengetahuan
evaluasi pembelajaran
·
Lingkup
dan metodologi evaluasi pembelajaran yang dicantumkan di sini adalah
unsur-unsur yang dinilai dan hubungan antarvariabel, metode pengumpulan data,
instrument pengumpulan data, teknik analisis data
·
Pelaksanaan
evaluasi pembelajaran
·
Hasil
evaluasi pembelajaran yakni berisi tujuan pengajaran, tolak ukur, data
diperoleh, dan dilengkapi dengan sejumlah informasi yang mendorong penemuan
evaluasi pembelajaran sehingga dengan mudah pembuat keputusan dapat memahami
tingkat keberhasilan pembelajaran (Arikunto, 1988: 117-118).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kegiatan
evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh guru selama
proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa,
selain untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu, kegiatan evaluasi hendaknya
memperhatikan konsep dasar evaluasi yang berguna untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Konsep dasar evaluasi yang harus dikuasai oleh pendidik (guru)
ataupun calon pendidik (calon guru) adalah pengertian dasar tentang evaluasi,
tujuan evaluasi, karakteristik evaluasi, teknik- teknik evaluasi, dan terakhir
macam-macam alat evaluasi yang telah diuraikan di atas. Tanpa mengetahui konsep
dasar evaluasi seorang pendidik (guru) tidak akan dapat menyusun suatu alat
evaluasi. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendasar tentang konsep dasar
evaluasi.
B.
Saran
Dari
pembahasan diatas, maka menandakan bahwa evaluasi pembelajaran tidak hanya
dapat dilakukan oleh seorang guru sendirian, namun semua guru. Untuk itu,
pemahaman tentang konsep dasar evaluasi dan pembalajaran sangat diperlukan oleg
guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang baik, efektif, dan efisisien.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Mudjiono.2002. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. PT Remaja
Rosdakarya : Bandung.
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran.CV Alfabeta :
Bandung.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka
Cipta : Jakarta.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT
RajaGravindo Persada :
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar