KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Kurikulum Berbasis Kompetensi”.
Dalam Penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen saya yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Belitang, Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................ 1
A.
Latar
Belakang ................................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................ 2
C.
Tujuan
.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A.
Pengertian
Kurikulum Berbasis Kompetensi................................... 3
B.
Karakteristik
Kurikulum Berbasis Kompetensi .............................. 6
C.
Prinsip Kurikulum Berbasis Kompetensi ........................................ 8
D.
Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum
Berbasis Kompetensi...... 10
BAB III
PENUTUP..................................................................................... 12
A.
Kesimpulan
...................................................................................... 12
B.
Saran
................................................................................................ 12
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara
Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya
pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal
dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung
pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start
sampai garis finish.
Dalam
bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan
yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan
kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah
adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga
pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Kurikulum
merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian dari program
pendidikan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan bukan
semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran. Kurikulum tidak hanya
memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga
mengarahkan perhatian ke masa depan. Tujuan pendidikan sekolah lebih luas dan
kompleks karena dituntut selalu sesuai dengan perubahan. Kurikulum harus selalu
diperbarui sejalan dengan perubahan itu. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang
ditetapkan, kurikulum harus disusun secara strategis dan dirumuskan menjadi
program-program tertentu. Karena harus selalu relevan dengan perubahan
masyarakat, penyusunan kurikulum harus mempertimbangkan berbagai macam aspek
seperti perkembangan anak, perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan
kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja dan sebagainya.
Perencanaan
kurikulum harus meliputi beberapa aspek diantaranya tujuan, bahan, sumber,
kegiatan belajar mengajar dan evaluasi sebagai dasar untuk menetapkan
kurikulum. Dalam makalah pendek ini akan membahas masalah perkembangan konsep
kurikulum dan hubungan antara perkembangan kurikulum dengan manajemen
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis
akan merumuskan tentang:
1.
Apa Pengertian Kurikulum Berbasis
Kompetensi?
2.
Bagaiman Karakteristik Kurikulum Berbasis
Kompetensi?
3.
Apa Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian Kurikulum Berbasis
Kompetensi?
2.
Untuk mengetahui karakteristik Kurikulum Berbasis
Kompetensi?
3.
Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan Kurikulum Berbasis
Kompetensi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Berbasis
Kompetensi
Kurikulum
(menurut SK Mendiknas No. 232/ U/ 2000 Ps. 1 butir 6) adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta
cara penyampaiannya dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan Tinggi. Sedangkan yang
dimaksud dengan Kompetensi (dalam SK Mendiknas No. 045/ U/ 2002, Ps. 21) adalah
seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Kompetensi
merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Menurut
Crunkilton (1979 : 222) dalam Mulyasa, (2004 : 77) mengemukakan bahwa
“kompetensi ialah sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap
dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan”. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi
yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas
pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Dengan demikian terdapat
hubungan (link) antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di
sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh kerja.
Kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik dinyatakan sedemikian rupa agar dapat
dinilai. Sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu pada
kreativitas belajarnya. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan
tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria pencapaian
secara eksplisit, dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
memiliki kontribusi terhadap kompetensi yang sedang dipelajari.
Menurut
Gordon, (1998 : 109) dalam Mulyasa, (2004 : 77-78) menjelaskan beberapa aspek
atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut :
·
Pengetahuan
(knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru
mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana
melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.
·
Pemahaman
(understanding) yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh
individu.
·
Kemampuan
(skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas
atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
·
Sikap
(attitude) yaitu (senang atau tidak senang, suka tidak suka) atau reaksi
terhadap suatu rangsangan terhadap yang datang dari luar.
·
Minat
(interest) adalah kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatau
perbuatan.
Berdasarkan
gambaran kompetensi di atas. Maka kurikulum berbasis kompetensi adalah suatu
konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan kompetensi
tugas-tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi
tersebut.
Dengan
demikian penerapan kurikulum dapat menumbuhkan tanggung jawab, dan partisipasi
peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, serta
memberanikan diri berperan dalam berbagai kegiatan di sekolah maupun masyarakat
(Mulyasa, 2002 : 39).
Berdasarkan
pengertian kompetensi diatas, maka kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat
diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan
kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi
tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Jadi
Kurikulum berbasis Kompetensi ialah kurikulum yang disusun berdasarkan atas
elemen-elemen kompetensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai
kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain sebagai a
method of inquiry yang diharapkan. Yang dimaksud dengan method
inquary diantaranya adalah suatu metode pembelajaran yang menumbuhkan
hasrat besar untuk ingin tahu, meningkatkan kemampuan untuk menggunakan atribut
kompetensi guna menentukan pilihan jalan kehidupan di masyarakat, meningkatkan
cara belajar sepanjang hayat (learning to learn dan learning throughout life).
Dengan kata lain, KBK adalah kurikulum yang menitik beratkan pada
pencapaian kompetensi lulusan. Dalam Taxonomi Bloom kompetensi terdiri dari
Kognitif meliputi pengetahuan, Afektif meliputi sikap, nilai, minat, dan
Psikomotorik yang mencakup ketrampilan. Pengertian Kurikulum menurut para ahli
inilah pengertian kurikulum secara terminologi. Sebenarnya sangat banyak sekali
para ahli pendidikan yang mendifinisikan tetntang kurikulum. Namun kami hanya
memaparkan beberapa saja, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
Kurikulum
adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara
sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. (Crow
and Crow)
b.
Kurikulum
adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang
dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya
kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam
Oliva, 191:6)
c.
Kurikulum
adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru ( Hollis L. Caswell and
Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6)
d.
Kurikulum
adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran
untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M. Alexander,
and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)
Menurut
wikipedia kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah
kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun
2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum
diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari
Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar di kelas. Dalam
kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan.
Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem
semester. Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran
belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para
murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan
kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi.
Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu
pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para
siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya.
Sejak tahun ajaran 2006/2007, diberlakukan kurikulum baru yang bernama
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang merupakan penyempurnaan Kurikulum
2004.
B. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam
dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan
perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar
yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar,dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan (Depdiknas 2002).
KBK
menuntut keragaman penggunaan berbagai sumber informasi, yang tidak hanya
mengandalkan dari mulut guru, akan tetapi dari sumber lainnya termasuk dari
media elektronik semacam komputer dan internet, vidio, dan lain sebagainya.
Dengan demikian kemajuan bidang teknologi khususnya teknologi informasi,
memungkinkan siswa bisa belajar dari berbagai sumber belajar sesuai dengan
minat, kemampuan, dan kecepatan masing-masing.
Berdasarkan
makna tersebut, maka KBK sebagai sebuah kurikulum memiliki tiga karakteristik
utama. Pertama, KBK memuat sejumlah kompetensi dasar yang
harus dicapai oleh siswa. Artinya siswa diharapkan memiliki kemampuan standar
minimal yang harus dikuasai. Terdapat empat kompetensi dasar yang harus
dimiliki sesuai dengan tuntutan KBK:
1. Kompetensi akademik, artunya peserta
didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi persoalan
dan tantangan hidup secara independent.
2. Kompetensi okupasional, artinya
peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu berhadap tasi terhadap dunia
kerja.
3. Kompetensi kultural, peserta didik
harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sisterm budaya dan tata nila
masyarakat pluralistik.
4. Kompetensi temporal, artinya peserta
didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya, serta mampu memanfaatkan ketiga
kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman.
Kedua, implementasi pembelajaran dalam KBK
menekankan kepada proses pengalaman dengan memerhatikan keberagaman setiap
individu. Pembelajaran tidak hanya diarahkan untuk menguasai materi pelajaran,
akan tetapi bagaimana materi itu dapat menunjang dan mempengaruhi kemampuan
berpikir dan kemampuan bertindak sehari-hari. Ketiga, evaluasi
dalam KBK menekankan pada evaluasi hasil dan proses belajar. Kedua sisi
evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar kompetensi dilakukan
secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan saja, akan tetapi sikap
dan keterampilan.
Depdiknas
(2002) mengemukan karakteristik KBK secara lebih rinci sebagai berikut:
1.
Menekankan
kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupaun klasikal.
Artinya isi KBK pada intinya adalah menekankan pada pencapaian sejumlah
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Kompetensi inilah yang selanjutnya
dinamakan standar minimal atau kemampuan dasar.
2.
Berorientasi
pada hasil belajar dan keberagaman. Artinya, keberhasilan pencapaian kompetensi
dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan
acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau belum.
3.
Penyampaian
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. Dalam KBK
proses menerima informasi dari guru harus ditinggalkan. Belajar adalah proses
mencari dan menemukan. Jadi menuntut keaktifan siswa, oleh sebab itu proses
pembelajaran harus bervariasi.
4.
Sumber
belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif.
5.
Penilaian
menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan suatu
kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaran KBK tidak hanya diukur dari
sejauh mana siswa dapat menguasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana cara mereka menguasai pelajaran tersebut. Jadi hasil dan proses
adalah dua sisi yang sama penting.
6.
Jadi
tujuan KBK adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapai
perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life
skill). Lebih lanjut, dari berbagai
sumber sedikitnya dapat diidentifikasikan enam karakteristik kurikulum
berbasis kompetensi, yaitu: (1) sistem belajar dengan modul; (2) menggunakan
keseluruhan sumber belajar; (3) pengalaman lapangan; (4) strategi individual
personal; (5) kemudahan belajar; dan (6) belajar tuntas.
7.
Pada
KBK model administratifnya sama dengan model administratif kurikulum tahun 1994
yaitu, model garis staff atas ke bawah. Karena inisiatif dan gagasan datang
dari pemerintah pusat. Jadi pemerintah pusatlah yang menyusun atau
mengembangkan kurikulum yang akan dijalankan oleh tiap satuan pendidikan.
C.
Prinsip Kurikulum Berbasis Kompetensi
Sesuai
dengan prinsip diversifikasi dan desentralisasi pendidikan maka pengembangan
kurikulum ini digunakan prinsip dasar “kesatuan dalam kebijakan
dan keberagaman dalam pelaksanaan” prinsip kesatuan dalam kebijakan yaitu
dalam mencapai tujuan pendidikan perlu ditetapkan standar kompetensi yang harus
dicapai secara nasional, pada setiap jenjang pendidikan. Sedangkan prinsip
keberagaman dalam pelaksanaan yaitu dalam menyelenggarakan pendidikan yang
meliputi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran penilaian dan
pengelolaannya mengakomodasikan perbedaan yang berkaitan dengan kesiapan dan
potensi akademik, minat lingkungan, budaya, dan sumber daya sekolah sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan masing-masing.
“Pengembangan kurikulum
merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai faktor yang
saling terkait” (Mulyasa, 2002 : 61).
Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi menfokuskan pada kompetensi tertentu berupa
pedoman pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang didemostrasikan peserta didik
sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. Penerapan kurikulum
berbasis kompetensi memungkinkan para guru menilai hasil belajar yang
mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajarinya.
Secara
rinci pengembangan KBK mempertimbangkan hal-hal berikut :
·
Keimanan,
nilai-nilai dan budi pekerti luhur yang perlu digali, dipahami dan damalkan
siswa.
·
Penguatan
integritas nasional yang dicapai melalui pendidikan
·
Keseimbangan
berbagai bentuk pengalaman belajar siswa yang meliputi etika, logika, estetika
dan kinestetika
·
Penyediaan
tempat yang memberdayakan semua siswa untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap sangat diutamakan seluruh siswa dari berbagai kelompok
·
Kemampuan
berfikir dan belajar dengan mengakses, memilih, dan menilai pengetahuan untuk
mengatasi situasi yang cepat beruibah dan penuh ketidakpastian merupakan
kompetensi penting dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
·
Berpusat
pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komperehensif (Sujatmiko,
2003 : 7).
Sedangkan
prinsip dasar kegiatan belajar mengajar yang dikembangkan dalam KBK adalah
mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, bersikap dan
bertanggung jawab pada kebiasaan dan prilaku sehari-hari melalui pembelajaran
secara aktif yaitu :
1. Berpusat pada siswa
2. Mengembangkan keingintahuan dan
imajinasi
3. Memiliki semangat mandiri kerjasama
dan berkompetensi perlu dilatih untuk terbiasa bekerja mandiri, kerjasama dan
berkompetensi
4. Menciptakan kondisi yang
menyenangkan
5. Mengembangkan kemampuan dan
pengalaman belajar
6. Karakteristik mata pelajaran
(Depdiknas,2003:10)
D. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum
Berbasis Kompetensi
1.
Keunggulan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:
a.
Mengembangkan
kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan
pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
b.
KBK
bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada
hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar
dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan
mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer
of knowledge).
c.
Kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan
lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan,
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek
kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi
tertentu.
d.
Mengembangakan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa (student oriented).
Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran
terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat belajar dengan
bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan
mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan
berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra,
mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan
sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis.
e.
Guru
diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang diajarkan.
f.
Bentuk
pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran
memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.
g.
Penilaian
yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk mengeksplorasi
kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada
konten.
h.
Ada
bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya
lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan
ketrampilan.
2.
Kelemahan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:
a.
Dalam
kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi
peserta didik dan lingkungan.
b.
Konsep
KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.
c.
Paradigma
guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang
lebih pada teacher oriented.
d.
Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang
bersifat tunggal, padahal kompetensi merupakan ” a complex
combination of knowledge,attitudes, skills and values displayed in the context
of task performance “. (Gonczi,1997), sistem pengukuran perilaku yang
menggunakan paradigma behaviorisme ditengarai tidak mampu mengukur sesuatu
perilaku yang dihasilkan dari pembelajaran bermakna (significant learning)
(Barrie dan Pace,1997), dan kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan KBK
adalah waktu,biaya dan tenaga yang banyak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum
merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian dari program
pendidikan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan
kualitas pendidikan dan bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu
bahan pelajaran. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum yang
menitik beratkan pada pencapaian kompetensi lulusan.
KBK mempunyai keunggulan dan kelamehan,
keunggulan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) salah satunya adalah guru diberikan kewenangan untuk
menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di
sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang diajarkan. Sedangkan
kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) salah satunya adalah Konsep KBK
sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.
B.
Saran
Dari pemaparan
mengenai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di atas maka kami dapat memberikan
saran sebagai berikut: Kurikulum BerbasisKompetensi (KBK) pada tahun 2004 merupakan kurikulum setelah
kurikulum 1994. Kurikulim Berbasis Kompetenti (KBK) sebenarnya mempunyai banyak
kelebihan dibandingkan kelemahannya. Seharusnya diantara kelemahan dari KBK
diperbaiki tanpa menggantinya dengan kurikulum yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, Balitbang. “Kurikulum Berbasis Kompetensi” , Katalog
Dalam Terbitan. Jakarta: 2003. Hlm. 9-20
Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan Implementas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sindhunata (ed), Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita, Mencari Kurikulum
Pendidikan Abad XXI, Yogyakarta:
KANISIUS
Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi
dan Inovasi. Yogyakarta: TERAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar